Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi

      A.     Pengertian Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan  yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk mengambil keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk megolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar dapat diakses dan disebar secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti, rekreasi, kesehatan, hobi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa menngenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Perkembangan teknologi  informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini disebut dangan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
      B.      Sejarah Teknologi Informasi
Sejarah mencatat bahwa teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang significan dari masa ke masa. Diawali dari masa prasejarah, Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua. Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya. Beralih ke masa modern, Johan Gutenberg memperkenalkan mesin cetak pertama yang menggunakan plat hurup dari besi, kemudian Lady Byron menulis program computer yang pertama di dunia dengan menggunakan mesin analytical yang didesain mampu memasukan data, mengolah data, dan menghasilkan bentuk keluaran dalam bentuk kartu. Setelah itu, Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse. Terakhir adalah diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN  sebagai bentuk pengembangan internet.
      C.     Sejarah E-Mail
Tahun 1971 adalah tahun bersejarah dalam perkembangan dunia internet, karena pada tahun itu e-mail pertama dikirim. Uniknya pengiriman e-mail pertama itu dilakukan oleh dua komputer yang berdampingan.Samuel B Morse mengetikkan kata ‘Sesungguhnya hebat apa yang telah Tuhan tulis!’ pada Mei 1844 saat menciptakan mesin telegraf.
Sementara Alexander Graham Bell sebagai sang pionir telepon memiliki pesan yang sangat legendaris pada Maret 1876 yaitu, ‘Tuan Watson, kemarilah. Saya ada perlu dengan Anda!’ pada asistennya.
Lalu apa yang dikirimkan Ray Tomlinson pada e-mail pertamanya? Kata pertama yang tertulis dalam e-mail pertama itu adalah ‘QWERTYUIOP’ yang tidak lain adalah baris pertama tuts alfabet pada papan ketik. Namun, sebenarnya Tomlinson sendiri tidak terlalu ingat apakah itu benar kata pertamanya atau bukan. Penggunaan tanda @ tidak melalui proses panjang, melainkan hanya pemikiran sekira setengah menit. @ sendiri dibaca ‘at’ yang merupakan preposisi dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan tempat (terkadang waktu juga).
      D.     Era Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini computer, bahkan mainframe).
Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual. Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa.
Teori-teori manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Tidak seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut.
Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen.
Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal. Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (BusinessProcess Reengineering), re-strukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan
      E.      Antara Manfaat dan Mudharat Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini ternyata memberikan pengaruh di luar dugaan. Masyarakat—terutama remaja—seperti kelimpungan menghadapi perubahan ini. Betapa tidak, berkembangnya jaringan internet hingga ke pelosok-pelosok desa berhasil membuat masyarakat yang sebagian besar petani dan peternak itu harus bersiap-siap terbang ke ‘peradaban’ baru. Peradaban yang menjadikan informasi sebagai ‘sembako’.
Seakan tidak siap dengan perubahan, tumbuhlah dalam masyarakat kita—secara tidak langsung sebuah kelompok anti globalisasi informasi. Mereka melakukan gerakan dengan berbagai landasan, kadang memilih agama, kadang juga memilih budaya. Alhasil, timbullah dua golongan yang saling bertentangan prinsip dan pandangan tentang globalisasi informasi. Pro dan kontra bertumbuhan.
Aneh memang, tapi inilah yang terjadi dalam masyarakat kita. Laju informasi yang begitu cepat menawarkan pengetahuan yang beragam bagi semua golongan masyarakat. Namun di sisi lain, beberapa informasi itu juga berdampak buruk bagi kebudayaan dan agama. Benarkah? Suguhan-suguhan bernada pornografi menempati peringkat pertama sebagai pemicu pertentangan.
Internet bahkan menyediakan tempat khusus bagi ‘menu’ yang satu ini, dan bahkan dapat diakses dengan mudah oleh siapapun. Jangankan remaja, anak-anak yang baru menginjak usia sepuluh hingga duabelas tahun pun bisa memanfaatkan layanan ini dengan leluasa.
Hal yang ditakutkanpun terjadi. Beberapa kasus kriminal yang dilakukan remaja di bawah umur di Indonesia beberapa waktu lalu, menyatakan bahwa suguhan-suguhan pornografi dari internet yang membuat mereka terpikat untuk melakukan hal yang sama. Internet akhirnya dicap oleh beberapa kalangan sebagai media yang memberikan pengaruh paling buruk.
Game online menempati peringkat kedua. Permainan yang dapat menghubungkan setiap pemain di dunia dalam petualangan virtual menyulap remaja dan anak-anak hingga meninggalkan beberapa rutinitas penting. Layanan ini perlahan menjadi ‘candu’ yang menggerogoti otak remaja. Bahkan orang dewasa juga terhipnotis dengan ‘menu’ yang satu ini.
Game online-pun berdampak ganda, positif dan negatif. Di satu sisi, permainan ini dengan dahsyat memotifasi anak-anak dan remaja untuk mempelajari dan menggunakan perangkat komputer, di samping layanan-layanan lainnya. Tapi di sisi lain, pengaruhnya malah telah mengalahkan dampak play station yang dulunya pernah ditentang oleh berbagai kalangan.
Di sebuah warnet di kota Padang, sebuah fenomena tertangkap oleh penulis. Di sana puluhan remaja usia sekolah sedang asyik berpetualang di dunia maya. Padahal saat itu sudah larut malam. Bahkan beberapa dari mereka tetap berpetualang hingga dini hari. Waktu yang seharusnya menjadi saat-saat istrahat dan mempersiapkan diri untuk sekolah esok hari, malah digunakan untuk permainan yang menyulap pikiran tanpa adanya manfaat yang berarti.
Dari tempat lain, golongan yang membutuhkan aliran informasi merasakan angin surga tengah mengalir seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi informasi. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa dan pelajar yang benar-benar membutuhkan bantuan media secepat internet untuk memperoleh bahan-bahan pelajaran. Dengan internet, pekerjaan yang membutuhkan waktu lama dapat dikerjakan dalam beberapa saat.
Laju informasi yang cepat juga telah mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Penemuan-penemuan baru yang ada di luar negri dengan cepat dapat ditangkap oleh pelajar di Indonesia, kemudian diaplikasikan dengan ilmu yang telah ada. Hingga akhirnya memunculkan sesuatu yang inovatif dan bermanfaat.
Sebenarnya semua orang memahami dampak baik dan buruk yang akan ditimbulkan oleh perkembangan teknologi informasi. Tapi bandingan antara manfaat dan mudaratnya tidak sanggup memberikan keputusan untuk menghambat ataupun memperlancar lajunya yang semakin cepat. Apalagi dampak negatif yang ditimbulkannya juga telah menyulap pengguna jasa ini untuk merasakan ketergantungan lebih lanjut.
Yang dibutuhkan saat ini adalah kearifan dan kebijaksanaan pengguna jasa teknologi informasi. Sedangkan orangtua diharapkan agar lebih proaktif dalam mengontrol kegiatan anak-anak mereka, terutama bagi yang masih di bawah umur. Tanpa hal di atas, dampak buruknya akan semakin merebak. Padahal berkembangnya teknologi informasi menjanjikan pemenuhan kebutuhan informasi yang lebih cepat di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar