A.
Pendahuluan
Kebutuhan
akan transaksi dan teknologi telekomunikasi saat ini berkembang cukup pesat.
Banyak sekali alat komunikasi yang keluar di pasaran tiap bulannya dengan
menawarkan fitur-fitur yang baru. Di sisi lain perkembangan teknologi
komunikasi ini menimbulkan kebutuhan akan tersedianya informasi yang cepat.
Saat ini manusia dapat berkomunikasi dengan cepat melalui telepon seluler.
Selain itu pertukaran data informasi saat ini dapat dilakukan secara mudah
dengan menggunakan internet. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya layanan
transaksi terutama di bidang jasa yang menggunakan media-media telekomunikasi.
Salah satu layanan telekomunikasi yang sering digunakan dan sedang berkembang
di Indonesia adalah SMS banking.
SMS Banking adalah penggunaan layanan transaksi perbankan dengan menggunakan sarana telekomunikasi yaitu SMS. Saat ini pelanggan bank dapat melakukan berbagai macam transaksi perbankan seperti : cek saldo, transfer, pembayaran dll dimanapun ia berada dengan menggunakan fitur SMS pada telepon genggam yang dimilikinya. Pengguna hanya perlu memasukkan nomor PIN pada telepon genggam yang dimiliknya untuk melakukan semua fitur perbankan yang ditawarkan oleh layanan SMS banking. Namun banyaknya pelanggan yang menggunakan layanan SMS banking tidak diimbangi dengan faktor keamanan yang ada pada layanan tersebut. Sampai saat ini kejahatan terhadap layanan SMS banking masih sering terjadi. Layanan ini menjadi rentan kejahatan dikarenakan banyaknya data pribadi yang dimasukkan pelanggan ke dalam konten SMS, mulai dari nomor PIN, nomor rekening dan lain-lain. Kejahatan yang terjadi biasanya dilakukan dengan cara penyadapan pada saat pengiriman data dari telepon seluler. Data menjadi sangat rentan disadap terlebih lagi terdapat beberapa layanan SMS banking yang tidak menggunakan enkripsi pada konten SMS. Enkripsi dapat digunakan sebagai faktor keamanan tambahan pada SMS banking. Isi sms sulit untuk dibaca karena isi sms telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak bisa dibaca jika tidak mendapatkan kunci enkripsi. Kriptografi memiliki beberapa algoritma yang dapat digunakan untuk mengamankan sebuah data atau informasi. Algoritma kriptografi ini dapat diterapkan dalam pengamanan layanan SMS banking tersebut. Konten sms dapat dienkripsi dengan salah satu algoritma maupun kombinasi dari beberapa alogritma kriptografi sehingga isi SMS yang berisi data pribadi pelanggan bank tidak dapat dibaca dengan mudah oleh penyadap.
SMS Banking adalah penggunaan layanan transaksi perbankan dengan menggunakan sarana telekomunikasi yaitu SMS. Saat ini pelanggan bank dapat melakukan berbagai macam transaksi perbankan seperti : cek saldo, transfer, pembayaran dll dimanapun ia berada dengan menggunakan fitur SMS pada telepon genggam yang dimilikinya. Pengguna hanya perlu memasukkan nomor PIN pada telepon genggam yang dimiliknya untuk melakukan semua fitur perbankan yang ditawarkan oleh layanan SMS banking. Namun banyaknya pelanggan yang menggunakan layanan SMS banking tidak diimbangi dengan faktor keamanan yang ada pada layanan tersebut. Sampai saat ini kejahatan terhadap layanan SMS banking masih sering terjadi. Layanan ini menjadi rentan kejahatan dikarenakan banyaknya data pribadi yang dimasukkan pelanggan ke dalam konten SMS, mulai dari nomor PIN, nomor rekening dan lain-lain. Kejahatan yang terjadi biasanya dilakukan dengan cara penyadapan pada saat pengiriman data dari telepon seluler. Data menjadi sangat rentan disadap terlebih lagi terdapat beberapa layanan SMS banking yang tidak menggunakan enkripsi pada konten SMS. Enkripsi dapat digunakan sebagai faktor keamanan tambahan pada SMS banking. Isi sms sulit untuk dibaca karena isi sms telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak bisa dibaca jika tidak mendapatkan kunci enkripsi. Kriptografi memiliki beberapa algoritma yang dapat digunakan untuk mengamankan sebuah data atau informasi. Algoritma kriptografi ini dapat diterapkan dalam pengamanan layanan SMS banking tersebut. Konten sms dapat dienkripsi dengan salah satu algoritma maupun kombinasi dari beberapa alogritma kriptografi sehingga isi SMS yang berisi data pribadi pelanggan bank tidak dapat dibaca dengan mudah oleh penyadap.
B.
Analisis
Sistem SMS Banking
SMS-Banking yang ada
pada umumnya memiliki arsitektur sistem seperti yang dapat dilihat pada Gambar
1. Pada awalnya, telepon seluler milik nasabah bank mengirimkan pesan SMS yang
berisi kode tertentu kepada nomor penyedia layanan melalui wireless carrier. Wireless
carrier kemudian meneruskan SMS tersebut kepada Bulk SMS Service Provider. Bulk SMS Service Provider kemudian meneruskan
pesan tersebut kepada aplikasi mobile banking. Aplikasi mobile banking
selanjutnya berhubungan dengan server
perbankan inti untuk memroses permintaan nasabah. Aplikasi mobile banking
kemudian merespon permintaan nasabah dalam bentuk pesan SMS kepada Bulk SMS Service Provider. Bulk SMS Service Provider lalu meneruskan SMS
tersebut kepada wireless carrier. Wireless Carrier kemudian meneruskan
pesan tersebut kepada telepon seluler nasabah.
C.
Sarana
Layanan SMS Banking
Layanan SMS-Banking
memiliki beberapa pilihan cara yang bisa disesuaikan dengan kemampuan ponsel
dan kartu SIM (Subscriber Interface
Module) yang digunakan, diantaranya:
1.
Melalui SMS biasa
Cara ini merupakan cara
yang umum digunakan dalam layanan SMS-Banking. Pengguna menggunakan layanan
SMS-Banking dengan cara mengetikkan pesan SMS yang berisi kode tertentu yang
ditentukan oleh bank, lalu mengirimkan pesan tersebut ke nomor khusus yang
sudah ditentukan oleh bank.
2.
Melalui menu SIM Toolkit
Pengguna dapat
menggunakan layanan SMSBanking melalui fasilitas yang disediakan oleh operator
telepon seluler. Pengguna dapat memilih menu-menu khusus yang dapat diakses
pada menu SIM Toolkit yakni menu yang biasanya terdapat pada kartu SIM,
misalnya: Satelindo@ccess serta M3Access dari Indosat, Life in hand dari ProXL,
dan Navigator64 dariTelkomsel.
3.
Melalui aplikasi khusus.
Pengguna dapat
melakukan layanan SMS Banking melalui aplikasi khusus yang disediakan oleh
pihak bank. Aplikasi ini dapat digunakan setelah pengguna terlebih dahulu
menanam aplikasi tersebut pada ponselnya. Aplikasi tersebut sangat bergantung
kepada spesifikasi ponsel yang dimiliki oleh pengguna sehingga penggunaan dari
aplikasi ini cenderung terbatas.
D.
Analisis
Protokol SMS Banking
a.
Tujuan
Protokol
Protokol SMS-Banking yang dibuat
memiliki beberapa tujuan tertentu. Tujuan ini akan menjadi dasar dalam
pembuatan protokol SMS Banking. Tujuan dari protokol SMS-Banking yang dibuat
antara lain:
1.
Kerahasiaan
Protokol
SMS-Banking yang dibuat harus dapat melindungi kerahasiaan data-data yang
dimiliki oleh klien dan server. Semua
data-data yang dimiliki oleh kedua pihak tersebut tidak boleh dibaca atau
dimodifikasi oleh pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan.
2.
Integritas data
Data-data
yang terlibat di dalam protokol harus terjaga dari manipulasi oleh pihak-pihak
yang tidak berkepentingan. Manipulasi data-data yang dimaksud termasuk
penghapusan, pengubahan dan penambahan terhadap data-data yang terlibat di
dalam protokol.
3.
Otentikasi
Dari
sudut pandang klien, protokol harus dapat melakukan otentikasi terhadap server
sedangkan dari sudut pandang server,
protokol harus dapat melakukan otentikasi terhadap klien.
4.
Non-repudiasi
atau nirpenyangkalan Baik server dan
klien tidak dapat melakukan penyangkalan terhadap informasi yang tercipta.
b.
Asumsi
Protokol
Asumsi dari protokol
ini yang akan dibuat antara lain:
1.
Jaringan GSM dianggap ideal dan handal
sehingga SMS yang dikirimkan oleh server
atau klien terjamin sampai pada tujuan.
2.
Protokol ini akan menggunakan algoritma
kriptografi asimetri sehingga sebelum algoritma ini dapat digunakan, maka
dibutuhkan pertukaran kunci publik dan privat
antara klien dan server. Namun, dalam
protokol ini, proses pertukaran kunci publik dan privat milik server dan
klien tidak termasuk di dalam protokol ini. Pertukaran kunci tersebut dapat
dilakukan misalnya melalui email atau melalui ATM. Pada protokol ini, server dianggap sudah menyimpan kunci
publik milik klien dan kunci privat
milik server serta klien dianggap
sudah menyimpan kunci publik milik server
dan kunci privat milik klien.
3.
Protokol ini memakai kode aktivasi. Kode
aktivasi diasumsikan sudah dimiliki oleh klien. Proses klien dalam mendapatkan
kode aktivasi tidak termasuk di dalam protokol ini.
4.
Arsitektur sistem SMS-Banking yang
menjadi acuan dalam protokol yang dibuat terdapat pada Gambar 4. Jaringan
antara Bulk SMS Service Provider dan server bank dianggap sebagai jaringan
yang aman dan handal. Dalam arsitektur ini Bulk SMS Service Provider hanya bertugas menerima SMS kemudian meneruskan
pesan tersebut kepada server bank dan
mengirimkan SMS kepada tujuan tertentu berdasarkan konfirmasi dari server bank.
E.
Cara
Kerja SMS Banking
Untuk memanfaatkan
layanan sms banking pengguna harus berlangganan ke operator telepon agar dapat
mengirimkan sms dengan kode standar untuk nomor penyedia layanan bulk.
Service
provider akan meneruskan pesan kepada aplikasi mobile
banking. Aplikasi mobile banking ini terhubung dengan server pusat bank (yang menyimpan informasi akun user) untuk
melayani permintaan servis yang
dibuat user. Respon akan dikirmkan
oleh aplikasi mobile banking ke bulk service
provider yang akan mengirimkan balik ke pengguna menggunakan SMS balasan.
Ada dua cara bank berkomunikasi dengan user
menggunakan SMS :
1. Bank
secara aktif mengirimkan data ke pelanggan untuk merespon setiap transaksi.
Contoh : transfer dari akun ke akun lain, kredit gaji dan pesan promosi. Data
ini dikirmkan dengan menggunakan dua cara : email to mobile E2M dan database to
mobile (D2M)
2. Bank
mengirimkan data untuk merespon query pelanggan secara spesifik seperti
penampilan akun tabungan secara detail
Berikut Arsitektur
jaringan untuk kemanan transaksi dengan sms bankin.
Pada
gambar 5 jalur antara SSL link dengan service
provider, mobile banking application
dengan service provider, dan service
provider dengan wireless carrier memastikan kerahasiaan data. Email yang
dikirimkan oleh bank telah dienkripsi dan perlu di sign in untuk memastikan kerahasiaan dan integritas data.
Pada
gambar 6 akan ditunjukkan tempat penyimpanan SMS banking pada infrastruktur
sebuah bank.
Pada
gambar 6, komponen E2M ditempatkan pada mail server yang telah ada pada internet banking DMZ. Komponen tersebut
menyimpan pesan email dari email server yang akan diteruskan ke service provider dengan format yang eksesuai
SSL link. Komponen D2M ditempatkan di dalam core-banking yang akan terus
memperbaharui database untuk sebuah event yang terjadi. Kemudian komponen PULL
akan ditempatkan pada server internet banking ketika komponen tersebut berhasil
menerima pesan dari bulk service provider
melalui SSL link pada internet.
Materi Tambahan/ Koreksi
Perbaikan (E2M – PGP – Nasabah)
E-mail
to mobile (E2M), bank mengirimkan sebuah email ke aplikasi SMS-Banking yang terdapat di bank melalui alamat email
yang spesifik. Email ini akan
mengandung isi pesan tertentu
beserta dengan nomor perangkat seluler
pelanggan. Aplikasi SMS-Banking yang
terdapat di bank mengirimkan pesan dalam
format tertentu (sebagai contoh, tag XML
yang merupakan bagian dari string
pesan query HTTP GET) ke server aplikasi service provider . Dari sini, informasi dari tag XML akan di extracted dan
dikirimkan sebagai SMS ke nomor
telepon seluler.
F.
Agoritma
Kriptografi yang digunakan dalam SMS
Banking
Algoritma
kriptografi memiliki berbagai macam jenis dan aplikasinya. Algoritma
kriptografi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu algoritma kriptografi
sederhana dan algoritma kriptografi modern. Pada pembahasan kali ini algoritma
yang dibahas hanya algoritma kriptografi modern karena algoritma kriptografi
modern dianggap memiliki tingkat keamanan tinggi. Hal ini disebabkan algoritma
kriptografi modern beroperasi dalam bentuk bit sehingga tidak dapat dipecahkan
dengan teknologi yang sederhana.
1.
Algoritma
Kriptographi Modern
Salah satu
algoritma kriptografi modern yang sering digunakan adalah algoritma block
cipher. Metode block cipher adalah
metode dengan membagi teks menjadi blok dengan jumlah atau panjang bit tertentu
misalkan saja 128 bit. Untuk pesan yang lebih banyak dari itu pesan akan dibagi
menjadi blok-blok pesan dengan ukuran yang sama dan menggunakan kunci yang sama
pula. Skema enkripsi dan dekripsi pada cipher blok adalah sebagai berikut:
Gambar
7. Skema Enkripsi dan Dekripsi pada cipher blok
Beberapa
algoritma cipher block yang digunakan dalam pengaplikasian keamanan jaringan
adalah sebagai berikut :
1.
Electronic Code Book (ECB)
Electronic
Code Book adalah metode pengenkripsian setiap blok cipherteks
secara individual dan independen menjadi blok cipherteks dengan fungsi enkripsi
tertentu, misalnya XOR, dan kunci tertentu. Jika panjang plainteks tidak habis
dibagi dengan ukuran blok, maka blok terakhir yang berukuran lebih pendek
daripada blok-blok lainnya maka akan ditambahkan bit-bit padding untuk menutupi
kekurangan dari bit-bit blok tersebut misalnya dengan menambahkan bit 0 semua.
2.
Cipher Block Chaining (CBC)
Pada metode CBC
setiap blok cipherteks bergantung tidak pada hanya bloknya saja namun juga pada
keseluruhan blok plainteks sebelumnya karena hasil enkripsi blok yang
sebelumnya dijadikan feedback untuk enkripsi blok yang sedang
dikerjakan. Pada enkripsi blok pertama diperlukan blok semu yang disebut
sebagai IV (initialization vector) yang pada pengerjaan tugas ini akan
dibangkitkan secara acak oleh program. Dan pada proses dekripsi, blok plainteks
diperoleh dengan cara meng-XOR-kan IV dengan hasil dekripsi terhadap
blok cipherteks pertama.
3.
Cipher Feedback (CFB)
Pada CFB metode
yang digunakan sangatlah mirip dengan metode CBC. Hanya saja pada metode CFB
data dienkripsikan lebih kecil daripada ukuran blok, pada pengerjaan tugas ini
misalnya digunakan 8 bit(satu karakter setiap kali enkripsi dilakukan).
4. Output
Feedback
Pada metode OFB
mirip dengan metode CFB, hanya saja dengan metode ini n-bit dari hasil enkripsi
terhadap antrian disalin menjadi elemen posisi paling kanan di antrian. Proses
Dekripsi dilakukan sebagai kebalikan dari proses enkripsi.
1.
Digital
Signature
Protokol ini dapat
dianalogikan sepertipengiriman surat yang menggunakanamplop tertutup. Tanda
tangn pada suratmemberikan bukti kepemilikan, hal ini samadengan fungsi
tanda-tangan digital padadokumen elektrinis. Sedangkan amplopmemberikan
perlindungan keamanan (privacy), hal ini sama dengan fungsi enskripsi
pada dokumen. Tanda-tangan digital diberikan dengan menggunakan kunci privat
pengirim dan dokumen dienskripsi dengan kunci publik penerima.
(1) Alice
menandatangani dokumen atau pesan (M) dengan menggunakan kunci privat(A).SA(M)
(2) Alice
mengenskripsi dokumen yang sudah ditandatangani dengan kunci publik Bob (B)
dan mengirimkannya kepada Bob.EB(SA(M))
(3) Bob
mendekripsi chiperteks yang diterima dengan kunci privatnya. DB(EB(SA(M)))
= SA(M))
(4) Bob
melakukan verifikasi dengan mendekripsi hasil pada langkah 3dengan menggunakan
kunci public Alice dan sekaligus mendapatkan kembali dokumen yang belum
dienskripsi.
Menandatangani dokumen sebelum mengenskripsinya
adalah cara yang alamiah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menulis surat,
menandatanganinya, dan memasukkannya ke dalam amplop. Bilaalice memasukkan
surat ke dalam amplop, kemudian menandatangni amplop, maka keabsahannya
diragukan. Jika Bob memperlihatkan surat Alice tersebut kepada Carol, maka
Carol mungkin menuduh Bob berbohong tentang isi surat tersebut. Alice tidak
harus menggunakan kunci public / kunci privat yang sama untuk enskripsi dan
tanda tangan. Alice dapat menggunakan dua pasangan kunci : sepasang kunci
enskripsi dan sepasang untuk pemberian tanda tangan. Misalkan Bob ingin
mengkonfirmasi bahwa dia telah menerima dokumen dari Alice. Maka, Bob
mengirimkan konfirmasi “tanda terima” kepada Alice. Protokol pengiriman pesan
tanda terima adalah sebagai berikut :
(1) Alice
menandatangani dokumen atau pesan (M) dengan menggunakan kunci
privatnya, mengenskripsinya dengan kunci publik Bob dan mengirimkannya kepada
Bob. EB(SA(M))
(2) Bob
mendekripsi chiperteks yang diterima dengan kunci privatnya (B),
memverifikasi tanda tangan digital dengan kunci publik Alice dan sekaligus
mendapatkan kembali dokumen yang belum dienkripsi. VA(DB(EB(SA(M)))) = M
(3) Bob
menandatangani dokumen (M) dengan kunci privatnya, mengenkripsinya
dengan kunci publik Alice, dan mengirimkannya ke Alice. EA(SB(M))
(4) Alice
mendekripsi dokumen dengan kunci privatnya dan memverifikasi tanda-tangan
digital dengan kunci publik Bob. VA(DB(EB(SA(M)))) = M’Jika M’
yang dihasilkan sama dengan dokumen yang dikirimkan oleh Alice (M), maka
Alice tahu bahwa Bob menerima dokumennya dengan benar.
Arsitektur
Tanda Tangan Digital SMS Banking.
Digital
Signature SMS merupakan tanda tangan digital pada pesan SMS
yang merupakan nilai kriptografis dengan menggunakan prinsip-prinsip pada
bidang ilmu kriptografi. Tanda tangan digital ini selalu berbeda-beda antara
satu isi pesan SMS dengan pesan SMS lain. Berikut contoh tanda tangan digital
pada file teks :
Gambar . Contoh tanda tangan digital SMS
Standar
yang dilakukan untuk melakukan algoritma tanda tangan digital ini adalah Digital
Signature Standard (DSS). DSS terdiri dari dua komponen :
1. Algoritma tanda tangan digital yang
disebut sebagai Digital Signature Algorithm (DSA).
2. Fungsi
hash (pemetaan secaramatematik) standar yang disebut SecureHash
Algorithm (SHA).DSA termasuk dalam algoritma kriptografi kunci publik
(kunci yang diketahui oleh penerima pesan SMS) dengan dua fungsi utama :
a.
Pembentukan tanda tangan digital yaitu dengan menggunakan kunci rahasia (kunci
yang hanya diketahui oleh pengirim pesan)
b.
Pemeriksaan keabsahan tanda tangan dengan menggunakan kunci publik. Proses
pembuatan tanda tangan digital dapat dilihat dari gambar sebagi berikut :
Gambar . Contoh Proses pembentukan tanda tangan
Setiap pesan SMS yang akan dikirim akan diubah
menjadi Message Digest (MD) dengan menggunakan fungsi hash.
Setelah itu, akan dilakukan proses enskripsi untuk membentuk tanda tangan
digital dengan menggunakan kunci private yang hanya diketahui oleh
pengirim. Tanda tangan digital yang terbentuk tersebut akan dikirimkan beserta
dengan pesan SMS.
G.
Sistem
Keamanan SMS Banking
Sistem keamanan
pada sms banking terdiri dari beberapa aspek : subscriber identity authentication, subscriber identity
confidentiality, signaling data confidentiality, and user data confidentiality.
Mekanisme keamanan pada
SMS banking diimplementasikan dalam tiga elemen sistem yang berbeda yaitu : Subscriber Identity Module (SIM), GSM
handset atau MS, and jaringan GSM. SIM mengandung International Mobile Subscriber Identity (IMSI), kunci
autentifikasi pelanggan (Ki), algoritma pembangkit ciphering key (A8),
algoritma autentifikasi (A3) dan penggunaan PIN (personal identification Number). Pada GSM handset terdapat
algoritma ciphering (A5). Algoritma enkripsi (A3, A5, A8) digunakan juga pada
jaringan GSM. Authetifikasi Center
(AUC), yang merupakan bagian dari Operation
and Maintenance Subsystem (OMS) dari jaringan GSM terdiri database
identifikasi dan informasi autentifikasi untuk pengguna. Informasi ini terdiri
dari IMSI, Temporary Mobile Subscriber
Identity (TMSI), identita lokasi area (LAI) dan kuncu autentifikasi
pelanggan (Ki) untuk setiap user. Untuk menjalankan fungsi keamanan dan
autentifikasi diperlukan tiga element tersebut (SIM, handset dan jaringan GSM). Distribusi dari faktor keamanan dan
algoritma enkripsi ini menghasilkan faktor keamanan yang lebih untuk menjaga
privasi dari pengguna SMS banking ini.
Langkah-langkah keamanan yang dilakukan
pada SMS banking adalah sebagai berikut :
1.
Autentifikasi
Jaringan GSM
akan memeriksa identitas pelanggan dengan menggunakan mekanisme respon. Nomor
random (RAND) akan dikirmkan ke MS. Kemudian MS akan mengirimkan respoon
berdasarkan enkripsi dari RAND dengan algoritma A3 dan kunci autentifikasi
pelanggan. Selama menerima SRES dari pelanggan, jaringan GSM akan mengulang
perhitungan untuk melakukan verifikasi identitas dari pelanggan. Jika SRES
sesuai dengan nilai yang dihitung MS telah berhasil diautentifikasi dan akan
dilanjutkan. Jika tidak sesuai maka koneksi akan diputus. Berikut ini ilustrasi
yang menggambarkan proses autentifikasi :
2.
Signaling
data
SIM mengandung
algoritma A8 yang akan menghasilkan ciphering key (Kc). Ciphering key didapatkan dengan menggunakan RAND yang digunakan
untuk proses autentifikasi dengan menggabungkan dengan kunci autentifikasi
pelanggan (Ki). Ciphering key
digunakan untuk enkripsi dan dekripsi antara MS dan BS. Keamanan dapat
ditingkatkan ketika ciphering key
yang digunakan berubah-ubah pada tiap langkahnya. Enkripsi data antara MS dan network dilakukan dengan menggunakan
algoritma A5. Komunikasi yang terenkripsi diawali dengan permintaan ciphering
mode dari jaringan GSM. Selama menerima perintah ini, MS akan melakukan
enkripsi dan dekripsi data menggunakan algoritma A5 dan ciphering key.
3.
Pengecekan
Identitas
Untuk memastikan kerahasiaan
identitas, Temporary Mobile Subscriber
Identity (TMSI) akan digunakan. TMSI akan dikirimkan ke MS setelah proses
autentifikasi dan dekripsi dilakukan. MS akan merespon dengan mengkonfirmasi
penangkapan TMSI. TMSI valid pada area yang telah diperkirakan. Untuk
komunikasi di luar area, LAI (Location
Area Identification) akan ditambahkan ke TMSI.
H.
Enkripsi
Pada SMS Banking
SMS banking
menggunakan beberapa langkah untuk meningkatkan faktor keamanannya salah
satunya adalah dengan mengenkripsi data yang ada. Enkripsi ini biasanya
dilakukan pada saat transmisi yang dilakukan SMS dari pengguna ke base station. Selain itu biasanya pihak
bank juga melakukan enkripsi data pada saat pengiriman dari service provider. Enkripsi dilakukan
dengan menggunakan algoritma kriptografi modern karena enkripsi pesan dilakukan
dalam bentuk bit. Hal ini dilakukan agar keamanan pesan lebih tinggi. Algoritma
yang umum digunakan adalah A8 dan A5. Algoritma A8 digunakan untuk membuat
kunci cipher 64 bit. Kunci yang dihasilkan oleh algoritma ini akan digunakan
dalam algoritma A5 untuk mengenkripsi pesan yang dikirimkan pelanggan ke base station.
Algoritma
enkripsi ini sangat berguna untuk meningkatkan faktor keamanan pada SMS
banking. Data dari pengguna yang rawan disadap akan dienkripsi menjadi bentuk
yang sulit dipecahkan karena menggunakan kombinasi algoritma kriptografi. Jika
data sms dapat disadap maka proses enkripsi inilah yang akan menjadi pelindung
kedua data. Data yang disadap akan terlihat sebagai simbol-simbol unik yang
tidak dapat dipecahkan dengan metode tradisional.
I.
Analisis
Resiko Keamanan
a.
Kelemahan
Algoritma A5
Dalam
sistem GSM, algoritma A5 digunakan untuk mengenkripsi data yang ditransmisikan
dalam lalu lintas dan saluran persinyalan. Algoritma A5 memiliki dua varian
utama yaitu A5/1 dan A5/2. Biyurkov telah menemukan tiga kemungkinan serangan
pada versi A5/1 yang biasa digunakan di Eropa. Serangan dapat dilakukan
menggunakan suatu computer personal dalam waktu beberapa detik saja.Varian A5/2
juga dapat diretas dalam waktu kurang dari satu hari. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa data yang ditransmisikan pada sistem GSM sudah rawan terhadap
serangan kriptanalis.
b.
Kelemahan
Algoritma Otentikasi A3 dan A8
Algoritma
A3/A8 adalah suatu algoritma otentikasi yang digunakan secara umum di dunia
dalam sistem GSM. Meskipun demikian Wagner telah menunjukkan bahwa di telah
berhasil mengambil Ki sehingga memungkinkan penggandaan kartu SIM.
c.
SMS
Spoofing
SMS
spoofing adalah suatu serangan yang melibatkan suatu pihak ketiga yang mengirim
pesan SMS yang terlihat seperti dari pihak yang terpercaya. Hal ini terjadi
karena dimungkinkan untuk mengganti alamat asli pada header SMS dengan suatu
string alfanumerik pada system GSM. Hal tersebut dapat menyembunyikan alamat
pengirim dan pengirim dapat mengirimkan pesan palsu.
d.
Masalah
pada Enkripsi SMS
Format
data yang umum untuk SMS adalah plainteks. Enkripsi dilakukan pada saat
transmisi adalah hanya antara Base
Tranceiver Station (BTS) dan Mobile
Station. Namun, seperti yang kita ketahui sebelumnya, algoritma yang
digunakan untuk mengenkripsi data yang ditransmisikan antara BTS dan Mobile Station yaitu algoritma A5 sudah
dapat dipecahkan sistem GSM rawan terhadap pencurian pesan.
J.
Kesimpulan
1. Layanan SMS banking masih rawan dengan kasus kejahatan, terutama
penyadapan
2. Algorima kriptografi modern A5 dan A8 digunakan untuk proses
enkripsi pada layanan SMS banking
3. Algoritma kriptografi modern dapat meningkatkan faktor keamanan
pada layanan SMS banking
K.
Penutup
Demikian makalah yang dapat kami
susun. Untuk selanjutnya mohon untuk dikoreksi agar dapat menjadi yang kebih
baik lagi. Segala kesalahan dan kekurangan baik penulisan, maupun isi salam
makalah ini kami mengucapkan mohon maaf. Atas segala perhatian dan koreksi yang
diberikan kami sampaikan terima kasih.
bagus gan, nih coba blog ini........lumayan bagus nih materi tenses nya...... yuk cekidot ke http://16-tenses.blogspot.co.id/
BalasHapusBelajar 16 Tenses Bahasa Inggris Mudah
Tidak dapat dipungkiri lagi jika teknologi digital di sektor finansial atau Fintech memberikan kenyamanan bagi pengguna dalam bertransaksi. Dengan demikian, bisnis ini terus berkembang tanpa henti. Munculnya Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) pada September 2015 menarik perhatian para pebisnis. Dengan tujuan menyediakan partner bisnis yang terpercaya dan dapat diandalkan untuk membangun ekosistem Fintech di Indonesia yang berasal dari perusahaan-perusahaan Indonesia dan untuk Indonesia sendiri, perusahaan ini sudah menghimpun kurang lebih 30% dari seluruh pengguna Fintech di Indonesia. Perkembangan pengguna Fintech ini juga terus berkembang, dari awalnya 7% pada tahun 2006-2007 menjadi 78% pada tahun 2017 ini. Jumlah pengguna tercatat per 2017 adalah sebanyak 135-140 perusahaan Transfer DANA Ke Shopeepay
BalasHapus